Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus tahun 1945, pada saat itu pemerintah Indonesia belum membuat uang sendiri sebagai alat pembayaran yang sah, sampai pada tahun 1951. Pemerintah baru membuat dan mengeluarkan uang pecahan dengan nominal 1, 5, 10, dan 25 sen oleh pemerintah Indonesia. Sejak saat itu sampai sekarang telah dicetak dan diedarkan beberapa uang logam di Indonesia walaupun jumlahnya tidaklah begitu banyak (bila dibandingkan dengan uang kertas).
UANG LOGAM PEMERINTAH
Disebut uang logam pemerintah karena penerbitan dan pengedaran uang logam didasarkan pada Undang-Undang Darurat No. 20 tanggal 27 september 1951. Berikut uang logam pemerintah tersebut.
PECAHAN 1 SEN
Emisi : 1952
Penarikan : 1966
Bahan : Almunium
Gambar depan : Padi dan teks Indonesia
Gambar belakang : Tulisan Arab (Indonesia)
Emisi : 1951 dan 1952
Penarikan : 1966
Bahan : Almunium
Gambar depan : Padi dan teks Indonesia
Gambar belakang : Tulisan Arab (Indonesia)
Emisi : 1951, 1954, dan 1957
Penarikan : 1966
Bahan : Almunium
Gambar depan : tulisan 10 sen dan 4 bunga
Gambar belakang : Garuda Pancasila
Emisi : 1952, 1955, dan 1957
Penarikan : 1966
Bahan : Almunium
Gambar depan : tulisan 25 sen dan 4 bunga
Gambar belakang : Garuda Pancasila
Emisi : 1952, 1954, 1955, dan 1957
Penarikan : 1966
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : tulisan 50 sen dan 4 bunga
Gambar belakang : P. Diponegoro
Disebut 50 sen Diponegoro karena bergambar depan Pangeran Diponegoro dan sekaligus untuk membedakan dengan pecahan 50 yang lainnya.
Emisi : 1958, 1959, dan 1961
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 50 sen dan 4 bunga
Gambar belakang : Garuda Pancasila
Uang logam almunium yang dicetak antara tahun 1951 sampai 1954 pada sisi belakangnya terdapat tulisan “Indonesia” dalam aksara Arab. Namun setelah tahun 1954 tulisan “Indonesia” diganti dengan huruf latin.
UANG LOGAM BANK INDONESIA
Berdasarkan UU No.13 tahun 1968 tentang bank sentral, maka Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menerbitkan dan mengedarkan uang di Indonesia baik uang logam maupun uang kertas. Pada bulan Januari 1971 BI mengedarkan uang pecahan 1, 2, 5 rupiah berbahan almunium dan pecahan 10, 25, 50 rupiah berbahan cupro nikel (campuran tembaga dan nikel).
Emisi : 1970
Penarikan : 1996
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 1 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : Burung sikatan
Emisi : 1970
Penarikan : 1996
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 2 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : padi dan kapas
Emisi : 1970
Penarikan : 2002
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 5 rupiah dan Bank Indonesia
Penarikan : 1996
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : tulisan 10 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : Gambar Padi dan Kapas dengan teks "TINGKATKAN PRODUKSI
SANDANG PANGAN"
PECAHAN 25 RUPIAH
SANDANG PANGAN"
PECAHAN 25 RUPIAH
Penarikan : 2002
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : tulisan 25 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : Gambar burung dara
mahkota
mahkota
Emisi : 1994
Penarikan : 2005
Bahan : aluminium
Gambar depan : tulisan 25 rupiah dan Buah pala
Gambar belakang : Garuda Pancasila
Emisi : 1971
Penarikan : 2002
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : tulisan 50 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : Gambar cendrawasih
Penarikan : 2002
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : tulisan 100 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : rumah gadang
Emisi : 1999
Emisi : 1999
Penarikan : 2011
Bahan : Aluminium
Gambar depan : tulisan 100 rupiah dan Burung Kakatua Raja
Gambar belakang : Garuda Pancasila
Emisi : 1974
Penarikan : 2002
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 5 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : lambang KB & tulisan“keluarga berencana menuju kesejahteraan rakyat”
Pecahan ini sering disebut 5 rupiah KB besar untuk membedakan pecahan yang sama yang keluar tahun 1979 namun dengan ukuran yang lebih kecil.
PECAHAN 10 RUPIAH
PECAHAN 10 RUPIAH
Emisi : 1974
Penarikan : 1996
Bahan : baja+kuningan
Gambar depan : tulisan 10 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : lambang tabanas & tulisan “menabung untuk menunjang pembangunan”
Sering disebut 10 rupiah tabanas kuning untuk membedakan dengan pecahan yang sama yang beredar tahun 1979 dengan gambar yang sama namun berbahan beda yaitu almunium.
Emisi : 1973
Penarikan : 2000
Bahan : cupro nikel
Gambar depan : rumah gadang
Gambar belakang : gambar gunungan (kalpataru) dan tulisan ‘ hutan untuk kesejahteraan”
Emisi : 1979
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 5 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : lambang KB & tulisan“keluarga berencana menuju kesejahteraan rakyat”
Sering disebut 5 rupiah KB kecil.
.
Emisi : 1979
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : tulisan 10 rupiah dan Bank Indonesia
Gambar belakang : lambang tabanas & tulisan “menabung untuk menunjang pembangunan”
Pecahan ini sering disebut 10 rupiah tabanas.
Emisi : 1991,1992
Penarikan :
Bahan : almunium bronze
Gambar depan : bunga melati besar
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 1997-2003
Penarikan :
Bahan : almunium bronze
Gambar depan : tulisan 500 besar dan bunga melati kecil
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 1991-1998
Penarikan :
Bahan : almunium bronze
Gambar depan : komodo
Gambar belakang : garuda Pancasila
PECAHAN 100 RUPIAH
Emisi : 1991-1998
Penarikan :
Bahan : almunium bronze
Gambar depan : karapan sapi
Emisi : 1993-1997, 2000
Penarikan :
Bahan : cupro nikel-almunium bronze (bimetal/dua logam)
Gambar depan : kelapa sawit
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 1999, 2001, 2002
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : burung kepodang
Emisi : 1999-2005
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : burung kakatuaraja
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 2003
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : burung jalak bali
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 2003
Penarikan :
Bahan : almunium
Gambar depan : bunga melati
Gambar belakang : garuda Pancasila
Emisi : 2010
Penarikan :
Bahan : nikel
Gambar depan : angklung dan gedung sate
Gambar belakang : garuda Pancasila dan angka 1000
Oleh : Taryono Pelabuhan Canggu
Oleh : Taryono Pelabuhan Canggu