Antariksawan atau astronaut adalah sebutan bagi orang yang telah menjalani latihan dalam program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau menjadi awak pesawat antariksa. Menjadi seorang astronot bukan pekerjaan mudah bagi semua orang. Kini, Indonesia memiliki Rizman A Nugraha yang telah terpilih sebagai calon astronot Indonesia pertama untuk bergabung bersama generasi masa depan yang berkesempatan menjelajahi luar angkasa. Rizman telah berhasil melewati seleksi ketat, mengalahkan lebih dari 82 ribu pendaftar. Suatu kebanggaan apabila ada salah satu putra terbaik bangsa yang dapat pergi menuju ke bulan.
Indonesia dahulu juga mempunyai seorang calon astronot yaitu Pratiwi Sudharmono. Pada waktu itu Indonesia berencana akan memberangkatkan astronot dalam misi STS-61-H yang menggunakan pesawat ulang-alik Columbia. STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S. Tapi sebuah musibah terjadi. Pesawat ulang-alik Challengger yang hendak menuaikan misi STS-51-L, meledak sesaat setelah diluncurkan. Akibat dari insiden ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Termasuk Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B-3 milik Indonesia.
Cita-cita menjadi seorang astronot memang sangat membanggakan, seperti percakapan antara Laini dan ayahnya berikut ini :
Menjadi astronaut adalah cita-cita Lani sejak kecil. “Aku sudah tidak sabar untuk pergi ke Bulan, Yah!” seru Lani suatu hari kepada ayahnya. “Bulan terlihat cantik sekali dari sini." Ayah Lani tersenyum mendengar perkataan putrinya.
“Tidak mudah, lho, untuk menjadi astronaut. Banyak yang harus kamu persiapkan.”
“Oh, ya? Apa saja itu, Yah?” tanya Lani ingin tahu.
“Pertama, tubuhmu harus sehat. Penglihatanmu pun harus normal. Artinya, tidak boleh memakai kacamata. Kedua, kamu harus bisa berbahasa Inggris,” kata Ayah. “Mengapa begitu, Yah?”
“Kamu akan bekerja sama dengan orang-orang dari negara lain. Kode-kode yang digunakan haruslah menggunakan bahasa yang sama. Nah, bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai negara di dunia,” kata Ayah. Lani mendengarkan dengan serius.
“Lalu, apa lagi yang harus dipersiapkan, Yah?” tanya Lani lagi. “Ada lagi hal yang sangat penting untuk dimiliki seorang astronaut,” lanjut Ayah. “Apakah itu?”
“Kamu harus disiplin, mau bekerja keras, dan dapat bekerja sama dengan orang lain,” tegas Ayah. “Menurutmu, mampukah kamu memenuhi persyaratan itu? Tentunya itu hanya sebagian saja, lho. Masih ada yang lain lagi.”
“Aku akan berusaha sebaik-baiknya, Ayah. Aku akan meraih cita-citaku dengan sekuat tenaga."
Mengapa Lani ingin menjadi astronaut?
Sikap apa saja yang harus dimiliki seseorang yang bercita-cita menjadi astronaut?
Hal-hal apa saja yang harus Lani miliki untuk dapat meraih cita-citanya?
Indonesia dahulu juga mempunyai seorang calon astronot yaitu Pratiwi Sudharmono. Pada waktu itu Indonesia berencana akan memberangkatkan astronot dalam misi STS-61-H yang menggunakan pesawat ulang-alik Columbia. STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S. Tapi sebuah musibah terjadi. Pesawat ulang-alik Challengger yang hendak menuaikan misi STS-51-L, meledak sesaat setelah diluncurkan. Akibat dari insiden ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Termasuk Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B-3 milik Indonesia.
Cita-cita menjadi seorang astronot memang sangat membanggakan, seperti percakapan antara Laini dan ayahnya berikut ini :
Menjadi astronaut adalah cita-cita Lani sejak kecil. “Aku sudah tidak sabar untuk pergi ke Bulan, Yah!” seru Lani suatu hari kepada ayahnya. “Bulan terlihat cantik sekali dari sini." Ayah Lani tersenyum mendengar perkataan putrinya.
“Tidak mudah, lho, untuk menjadi astronaut. Banyak yang harus kamu persiapkan.”
“Oh, ya? Apa saja itu, Yah?” tanya Lani ingin tahu.
“Pertama, tubuhmu harus sehat. Penglihatanmu pun harus normal. Artinya, tidak boleh memakai kacamata. Kedua, kamu harus bisa berbahasa Inggris,” kata Ayah. “Mengapa begitu, Yah?”
“Kamu akan bekerja sama dengan orang-orang dari negara lain. Kode-kode yang digunakan haruslah menggunakan bahasa yang sama. Nah, bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai negara di dunia,” kata Ayah. Lani mendengarkan dengan serius.
“Lalu, apa lagi yang harus dipersiapkan, Yah?” tanya Lani lagi. “Ada lagi hal yang sangat penting untuk dimiliki seorang astronaut,” lanjut Ayah. “Apakah itu?”
“Kamu harus disiplin, mau bekerja keras, dan dapat bekerja sama dengan orang lain,” tegas Ayah. “Menurutmu, mampukah kamu memenuhi persyaratan itu? Tentunya itu hanya sebagian saja, lho. Masih ada yang lain lagi.”
“Aku akan berusaha sebaik-baiknya, Ayah. Aku akan meraih cita-citaku dengan sekuat tenaga."
Mengapa Lani ingin menjadi astronaut?
Menjadi astronaut adalah cita-cita Lani sejak kecil
Sikap apa saja yang harus dimiliki seseorang yang bercita-cita menjadi astronaut?
Kita disiplin, mau bekerja keras, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
Hal-hal apa saja yang harus Lani miliki untuk dapat meraih cita-citanya?
Berusaha meraih cita-citaku dengan sebaik-baiknya dan sekuat tenagaUntuk dapat mewujudkan sebuah cita-cita diperlukan sikap percaya diri. Seseorang diciptakan untuk melakukan suatu hal berdasarkan kemampuannya. Percaya akan kemampuan diri sendiri merupakan salah satu sikap yang dapat digunakan untuk meraih cita-cita. Selain itu, sikap mampu bekerja sama orang lain adalah salah satu sikap yang sangat penting untuk meraih cita-cita.